Pengakuan kedaulatan suatu negara oleh negara lain merupakan isu yang sangat penting dalam sejarah internasional. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, mendapatkan dukungan dan pengakuan dari negara lain menjadi kunci dalam mempertahankan status sebagai negara merdeka.
Dalam konteks ini, terdapat beberapa negara yang secara awal menunjukkan dukungannya kepada Indonesia. Melalui berbagai saluran diplomatik dan hubungan internasional, pengakuan tersebut menjadi tanda penting dari legitimasi Indonesia di panggung dunia.
Sepuluh Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia
Proses pengakuan kemerdekaan Indonesia tidak berlangsung dengan mudah, namun ada sepuluh negara yang dianggap sebagai yang pertama mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Pengakuan ini tidak hanya bersifat simbolis, namun juga membuka jalan bagi hubungan diplomatik yang lebih kuat di masa depan.
Dukungan dari negara-negara ini dialami pada periode yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki dampak yang besar bagi pengakuan internasional terhadap Indonesia. Setiap negara berperan dalam memberikan legitimasi terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka dari penjajahan.
Salah satu dari negara yang pertama memberikan pengakuan adalah Mesir, yang pada Maret 1946 menyatakan dukungannya secara resmi. Pengakuan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa perjuangannya mendapatkan perhatian dunia internasional.
Mesir Sebagai Pelopor Pengakuan Internasional
Mesir mencatatkan namanya sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia setelah proses panjang yang melibatkan isu kemerdekaan yang ramai dibicarakan di Timur Tengah. Pengakuan ini terjadi setelah banyaknya berita mengenai Indonesia yang dipublikasikan oleh pelajar-pelajar di Mesir.
Pada 22 Maret 1946, Mesir secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia. Hal ini tidak hanya sekadar pengakuan politik, tetapi juga membawa implikasi sosial dan budaya antara kedua negara, menandai dimulainya hubungan diplomatik yang kuat antara Indonesia dan Mesir.
Dukungan ini menjadi penggerak bagi negara-negara lainnya di kawasan Timur Tengah untuk memberikan perhatian lebih kepada Indonesia. Ikatan sejarah dan budaya yang dimiliki oleh negara-negara mayoritas Muslim memberikan semangat solidaritas yang tinggi terhadap kemerdekaan Indonesia.
Ukraina dan Dukungan Awal ke Indonesia
Ukraina juga tidak kalah penting perannya dalam dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia. Meskipun pada waktu itu Ukraina adalah bagian dari Uni Soviet, tanpa ragu Menteri Luar Negeri Dmitry Manuilsky menyuarakan dukungan bagi Indonesia dalam sidang PBB pada awal tahun 1946.
Suara dukungan ini menjadi pembuka jalur bagi legitimasi internasional Indonesia di mata dunia. Pengaruh Ukraina di Eropa pada saat itu memberikan harapan bagi bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara Barat lainnya.
Tentunya, hal ini membawa dampak positif bagi gerakan diplomatik Indonesia di hadapan dunia internasional. Ukraina menunjukkan bahwa tidak semua negara Eropa mendukung kolonialisme, sekaligus memberikan semangat bagi perjuangan nasional Indonesia.
Peran Palestina dalam Sejarah Pengakuan Indonesia
Palestina menjadi salah satu negara yang secara tegas menyatakan dukungannya terhadap Indonesia bahkan sebelum proklamasi kemerdekaan dilakukan pada tahun 1944. Mufti Besar Palestina pada waktu itu, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, memberikan pernyataan dukungan via siaran radio yang berdampak besar di kalangan nasionalis di Indonesia.
Sejak saat itu, hubungan antara Palestina dan Indonesia kian erat, yang terlihat dalam forum-forum internasional. Interaksi ini berlanjut hingga saat ini, di mana kedua belah pihak saling mendukung dalam berbagai isu global, termasuk status Palestina di PBB.
Perjuangan kemerdekaan Palestina menjadi salah satu faktor pengikat antar dua bangsa yang mengalami penindasan serupa. Hal ini menjadikan Indonesia dan Palestina saling bersinergi dalam usaha mencapai kemerdekaan dan pengakuan di kancah internasional.
Pengakuan India sebagai Bentuk Solidaritas
India juga merupakan negara yang memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan Indonesia, terutama karena sama-sama mengalami penjajahan. Pada bulan September 1946, India secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia, yang disampaikan oleh Jawaharlal Nehru, pemimpin India pada saat itu.
Pengakuan ini memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara. Indonesia bahkan memberikan bantuan kemanusiaan kepada India yang sedang dilanda bencana kelaparan, menunjukkan solidaritas meskipun di tengah tantangan yang dialami masing-masing negara.
Dukungan dan bantuan ini menunjukkan komitmen kuat untuk saling membantu dalam situasi yang sulit. Pada tahun-tahun berikutnya, hubungan kedua negara semakin meningkat dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi dan budaya.
Vatikan Menjalin Hubungan Diplomatik dengan Indonesia
Vatikan menjadi salah satu negara Eropa yang lebih awal mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1947, Vatikan menetapkan misi diplomatik di Jakarta. Hubungan ini menunjukkan komitmen Vatikan untuk berpartisipasi dalam upaya menciptakan perdamaian dan keadilan sosial di dunia.
Pada tahun 1950, kedua negara menjalin hubungan diplomatik yang lebih formal. Nilai-nilai yang dibawa oleh Vatikan masih relevan dan tetap dijunjung tinggi dalam hubungan bilateral dengan Indonesia hingga saat ini, termasuk penghormatan terhadap keberagaman.
Hubungan tersebut telah berkembang pesat, menjadikan Vatikan salah satu mitra penting bagi Indonesia dalam berbagai isu global saat ini.
Australia dan Gerakan Black Armada
Australia juga menjadi negara yang memberikan dukungan awal terhadap kemerdekaan Indonesia, meskipun pengakuan resmi baru terjadi pada tahun 1949. Namun, sebelum itu, ada gerakan yang dikenal sebagai Black Armada.
Gerakan ini melibatkan boikot terhadap kapal-kapal Belanda dan melibatkan para pelaut serta pekerja pelabuhan di Australia. Tindakan ini menjadi simbol dukungan terhadap perjuangan Indonesia melawan kolonialisme.
Aktivitas ini menjalin hubungan yang erat antara pelaut Indonesia dan Australia. Dukungan non-resmi ini membantu menciptakan solidaritas internasional yang mendukung perjuangan Indonesia untuk merdeka.
Arab Saudi, Suriah, Yordania, dan Turki
Arab Saudi mengakui kemerdekaan Indonesia pada 24 November 1947, diikuti dengan Suriah yang memberikan dukungan serupa pada Juli 1947. Begitu pula Yordania yang juga mengikuti jejak tersebut pada November 1946.
Semua negara ini berusaha memperkuat pengakuan mereka terhadap Indonesia melalui forum-forum internasional, sementara hubungan diplomatik resmi dengan Indonesia semakin dibangun seiring waktu.
Di sisi lain, Turki juga memberikan pengakuan pada 29 Desember 1949, meski dalam situasi tekanan. Pengakuan ini menambahkan panggung internasional bagi Indonesia dan semakin memperkokoh hubungan bilateral hingga saat ini.