Bayangkan jika 6.000 ton emas menghilang tanpa jejak. Itulah misteri yang membayangi Filipina, negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia, terkait harta karun yang berasal dari penjarahan selama Perang Dunia II.
Pada masa perang, tentara Jepang mengumpulkan emas dalam jumlah besar untuk mendanai operasional mereka. Di Indonesia, mereka mengumpulkan emas dari rumah gadai, yang kemudian disimpan di lokasi tertentu, sedangkan di Filipina praktik serupa juga dilakukan dengan pusat penyimpanan aman untuk seluruh harta yang dirampas.
Di tanah Indonesia, harta karun yang dicuri Jepang dikenal dengan nama Harta Karun Nakamura, yang menyisakan misteri tersendiri. Namun, jumlah yang hilang di Filipina jauh lebih mengesankan, mencapai 6.000 ton emas yang menyimpan banyak cerita dan misteri.
Mengungkap Operasi “Golden Lily” yang Terorganisir dengan Baik
Pada era perang, penjarahan di Filipina dipimpin oleh organisasi rahasia bernama Kin no yuri atau Golden Lily. Organisasi ini, dibawah kepemimpinan Yasuhito Chichibu, melakukan penjarahan secara sistematis terhadap emas, perhiasan, dan uang tunai dari berbagai institusi di Asia Tenggara.
Melalu operasi yang terencana tersebut, semua hasil rampasan Jepang dipusatkan ke Filipina, menambah kayanya harta yang disimpan. Dalam buku karya Peggy Seagrave dan Sterling Seagrave, dijelaskan bahwa total emas yang berhasil dikumpulkan mencapai angka yang fantastis, yakni 6.000 ton.
Ketika keadaan di medan perang semakin menekan Jepang pada 1944, harta yang telah dikumpulkan ini mulai berisiko. Dengan situasi yang semakin darurat, Panglima Tomoyuki Yamashita memerintahkan pemindahan harta tersebut ke tempat yang lebih aman di pegunungan utara Filipina.
Proses pemindahan ini berlangsung selama kurang lebih sepuluh bulan dengan tergesa-gesa oleh militer. Truk pengangkut dan kendaraan lainnya dipenuhi dengan emas batangan serta barang berharga lainnya untuk disembunyikan dari jangkauan musuh.
Kisah Tragis Sang Jenderal dan Harta yang Hilang
Keberhasilan rencana penempatan harta tersebut tidak berlangsung lama. Ketika Jepang kalah dalam perang, Yamashita tidak bisa membawa kembali harta karun tersebut karena lautan telah dikuasai oleh Sekutu. Dia ditangkap dan diadili, kemudian dihukum mati pada 23 Februari 1946 tanpa sempat mengungkapkan lokasi emas tersebut.
Pemerintah Jepang membiarkan kekayaan tersebut terus tersimpan tanpa diketahui keberadaannya. Sejak saat itu, kisah ini menjadi terkenal dan dikenal sebagai Legenda Harta Karun Yamashita, menyisakan tanda tanya besar bagi banyak orang.
Legenda ini melahirkan banyak spekulasi dan cerita tentang keberadaan harta karun yang masih terpendam. Pencarian yang dilakukan tanpa henti oleh berbagai kalangan tidak berhasil menemukan lokasi emas yang dicari. Harta yang tampaknya begitu dekat dengan jangkauan ternyata terus disimpan rapat oleh waktu dan sejarah.
Pemburu Harta dan Keberuntungan yang Berubah Menjadi Malang
Salah satu yang terpesona dengan kisah misteri harta Yamashita adalah Rogelio Roxas. Pada tahun 1970, ia mendapatkan informasi dari seorang warga Jepang yang merupakan anak dari mantan tentara. Ia mengklaim punya pengetahuan mengenai lokasi penyimpanan harta karun.
Memulai pencariannya, Roxas menghabiskan waktu hingga tujuh bulan menjelajahi gua-gua dan terowongan peninggalan tentara Jepang. Usahanya membuahkan hasil yang luar biasa ketika ia menemukan 24 batang emas dan patung Buddha seberat satu ton yang berlapis emas dan berisi permata berharga.
Namun, berkah tersebut tidak berlangsung lama. Setelah penemuan tersebut, militer menggerebek rumahnya, menyita semua harta yang ditemukan, dan menangkap Roxas. Operasi penggerebekan ini diketahui diprakarsai oleh Presiden Ferdinand Marcos, yang memang sangat tertarik menemukan harta karun tersebut.
Sejak saat itu, pencarian harta karun di Filipina terus dilanjutkan oleh berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun individu tertentu. Namun, tidak ada lagi temuan signifikan yang berhasil mengungkap misteri keberadaan emas Yamashita. Hingga kini, lokasi pastinya masih terjebak dalam teka-teki sejarah yang misterius.