Dalam sebuah penyelidikan yang mengejutkan, kisah tragis seorang korban yang diculik mulai terungkap. Kejadian ini melibatkan dua personel militer yang kini menjadi tersangka dalam kasus penculikan ini, menciptakan opini publik yang menggelora.
Awalnya, Kopda FH yang berperan sebagai penghubung, terus menerus menghubungi JP untuk menanyakan kejelasan tentang tim penjemput. Meskipun mengancam untuk menurunkan korban jika tidak ada bantuan datang, situasi tampaknya semakin memburuk tanpa kejelasan.
Di suatu titik, lokasi di bawah flyover Kemayoran ditentukan sebagai tempat pertemuan. Menyusul pengiriman lokasi oleh EW kepada Kopda FH, pertemuan tersebut pun berlangsung di daerah yang terlupakan ini.
Momen Menegangkan di Bawah Flyover Kemayoran
Di lokasi yang telah ditentukan, mobil Avanza putih yang membawa korban bertemu dengan kendaraan lain, sebuah mobil Fortuner hitam. Pemindahan korban ke dalam Fortuner diduga melibatkan beberapa pelaku, termasuk Serka N dan U, yang sudah menunggu di dalam mobil tersebut.
Setelah berada di dalam mobil Fortuner, kondisi korban sangat mengenaskan. Dengan tangan terikat dan mulut dilakban, upaya untuk melawan pun terpaksa dilakukan meskipun situasinya sangat tidak menguntungkan.
Sementara itu, Serka N berusaha menahan gerakan korban, menunjukkan bagaimana ketidakadilan yang dialami sang korban semakin dalam. Aksi brutal ini menunjukkan sisi gelap dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku.
Kekejaman yang Dilakukan di Area Persawahan
Kondisi korban yang semakin lemah tak kunjung mendapatkan perhatian. Tim penjemput yang dijanjikan tidak kunjung datang, memaksa mereka melanjutkan perjalanan ke area persawahan.
Di sinilah, momen kejam terjadi. Serka N menggenggam kepala korban, sementara JP mengangkat bagian kaki, dan dengan brutal membuang korban sekitar dua meter dari mobil. Ini adalah pengkhianatan yang tak terduga.
Setelah membuang korban, ketiga pelaku melanjutkan perjalanan tanpa rasa bersalah. Proses ini tidak hanya mencerminkan kurangnya moralitas, tetapi juga pelanggaran terhadap hukum dan hak asasi manusia.
Penyelidikan dan Penetapan Tersangka oleh Polisi Militer
Pasca peristiwa keji ini, polisi militer mulai melakukan penyelidikan lebih mendalam. Tindakan cepat diambil dengan menetapkan Serka N dan Kopda FH sebagai tersangka dalam kasus penculikan ini.
Dua pelaku ini kini telah ditahan oleh pihak berwenang, menambah daftar panjang kasus pelanggaran yang melibatkan oknum militer. Proses hukum ini diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan menimbulkan efek jera.
Dalam penyelidikan, pihak polisi militer juga menyita uang tunai sebesar Rp 40 juta dari tangan Kopda FH. Uang tersebut diduga merupakan hasil dari tindak pidana yang dilakukan oleh mereka, menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang motivasi dan jaringan di balik kejahatan ini.