Biro Statistik yang berada di bawah Kementerian Keuangan Vietnam baru-baru ini melaporkan penurunan jumlah impor mobil utuh atau Completely Built-Up (CBU) selama bulan Agustus 2025. Data menunjukkan sekitar 14.913 mobil diimpor, mengalami penurunan sebesar 19 persen dibanding bulan Juli dan sedikit menurun 0,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun terjadi penurunan jumlah unit yang diimpor, nilai total impor mencapai US$ 363 juta. Ini menunjukkan penurunan sekitar 16 persen secara bulanan, namun ada lonjakan 22,6 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Sejak awal tahun hingga Agustus 2025, total impor mobil CBU ke Vietnam mencapai sekitar 136.490 unit, dengan nilai mendekati US$ 3,021 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan, baik dari segi kuantitas yang naik 28,1 persen, maupun nilai yang meningkat 38,3 persen dibanding periode serupa tahun sebelumnya.
Menariknya, Indonesia kini menjadi negara pemasok utama dengan jumlah mobil yang terjual ke Vietnam. Pada bulan Agustus 2025, impor mobil dari Indonesia tercatat sebanyak 6.673 unit dengan nilai sekitar US$ 91,5 juta.
Posisi Thailand sebagai pemasok kedua menyusul dengan 5.346 unit, walau dari segi nilai, Thailand mencatatkan nilai yang lebih tinggi, yaitu lebih dari US$ 113,4 juta. Tiongkok berada di posisi ketiga, dengan 3.206 unit dan nilai impor lebih dari US$ 106,4 juta.
Secara keseluruhan, dari Januari hingga Agustus 2025, Indonesia telah mengirimkan 51.955 unit mobil ke Vietnam dengan total nilai mencapai US$ 736,4 juta. Ini menunjukkan pengaruh yang semakin kuat dari industri otomotif Indonesia di pasar internasional.
Peningkatan yang Signifikan pada Sektor Otomotif Vietnam
Ketika melihat data yang ada, sektor otomotif Vietnam menunjukkan pola pertumbuhan yang menarik. Meskipun ada penurunan pada bulan Agustus, pencapaian tahun ini menggambarkan pergeseran dalam dinamika pasar. Kenaikan nilai impor sebesar 22,6 persen dibandingkan tahun lalu adalah indikator kekuatan dalam permintaan yang ada.
Industri otomotif di Vietnam, dengan dukungan pemerintah, semakin berupaya untuk menjadi pusat inovasi dan produksi. Kenaikan signifikan dalam nilai dan jumlah unit yang diimpor menunjukkan bahwa Vietnam makin menarik bagi para produsen mobil di seluruh dunia.
Faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan ini termasuk kebijakan pemerintah yang mendukung investasi asing dan perbaikan infrastruktur otomotif. Hal ini berkontribusi pada peningkatan daya saing dan kualitas produk otomotif di negara tersebut.
Selain itu, perubahan gaya hidup dan preferensi konsumen Vietnam yang semakin modernisasi juga mendorong permintaan akan kendaraan baru. Hal ini mendorong produksi dan impor mobil dari berbagai negara, termasuk Indonesia dan Thailand.
Pada situasi ini, diharapkan semakin banyak produk dengan kualitas tinggi akan memenuhi kebutuhan pasar, dan hal ini bisa berujung pada persaingan yang positif di industri otomotif Vietnam.
Peran Indonesia dalam Pasar Mobil Otomotif Vietnam
Indonesia telah menjelma menjadi salah satu pemain kunci dalam pasar otomotif Vietnam. Dengan kiriman 51.955 unit mobil, Indonesia menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat di negara tetangga itu. Keberhasilan Indonesia di pasar ini merupakan hasil dari kerjasama yang baik dalam perdagangan dan investasi.
Kualitas dan desain mobil yang dihasilkan oleh produsen Indonesia berhasil menarik minat konsumen Vietnam. Ini menjadi salah satu alasan mengapa mobil dari Indonesia lebih banyak diminati selain faktor harga yang kompetitif.
Pembangunan hubungan erat antara kedua negara dalam sektor otomotif dapat membawa keuntungan lebih lanjut bagi kedua belah pihak. Hal ini berpotensi membuka peluang baru, tidak hanya dalam hal investasi, tetapi juga dalam transfer teknologi dan inovasi.
Peran aktif pemerintah dalam memfasilitasi beberapa kesepakatan perdagangan dapat diakui sebagai salah satu faktor kunci di balik keberhasilan ini. Selain itu, ketertarikan konsumen Vietnam terhadap produk Indonesia menciptakan momentum yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan industri otomotif lebih lanjut.
Dengan pertumbuhan ini, Indonesia berpeluang untuk memperkuat jejaknya sebagai salah satu negara eksportir utama di pasar Asia Tenggara, terlepas dari tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif global. Hubungan yang kuat ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Tantangan di Masa Depan bagi Pasar Otomotif Vietnam dan Impor Mobil
Meskipun pertumbuhan sektor otomotif di Vietnam menunjukkan tren positif, ada sejumlah tantangan yang siap dihadapi. Satu di antara tantangan tersebut adalah kebutuhan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang cepat dalam industri otomotif. Hal ini memerlukan investasi yang cukup besar dan inovasi berkelanjutan agar tetap kompetitif.
Persaingan yang semakin ketat dari negara-negara lain yang juga ingin memasuki pasar Vietnam menjadikan situasi ini lebih kompleks. Dalam hal ini, produsen mobil harus pintar dalam merumuskan strategi pemasaran dan penawaran produk yang semakin menarik bagi konsumen.
Selain itu, faktor external seperti kondisi ekonomi global dan kebijakan perdagangan internasional juga dapat mempengaruhi industri otomotif. Perubahan dalam regulasi lingkungan dan lingkungan ekonomi di negara lain dapat memengaruhi daya saing produk dari Vietnam.
Adaptasi terhadap kebijakan pemerintah yang berfokus pada transportasi ramah lingkungan juga harus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan industri. Keseimbangan antara produksi lokal dan importasi juga akan menjadi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan di sektor otomotif.
Di masa depan, pembelajaran dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya akan menjadi hal penting untuk memastikan bahwa industri otomotif Vietnam dapat tetap kompetitif dan berkelanjutan dalam menghadapi berbagai tantangan global. Kesiapan untuk beradaptasi menjadi faktor kunci dalam perjalanan ini.