Korea Selatan semakin menarik perhatian turis asing, terutama dalam konteks konsumsi dan pengeluaran. Para wisatawan yang berkunjung ke negeri ini kini menunjukkan pergeseran signifikan dalam cara mereka berbelanja selama berada di sana.
Data terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan berbelanja di kalangan turis beralih dari belanja barang-barang mewah ke pembelian barang-barang sehari-hari yang lebih praktis. Dari sebelumnya yang menghabiskan banyak uang dalam satu kunjungan, kini mereka lebih sering melakukan pembelian dengan nilai yang lebih kecil.
Pergeseran ini sangat mencolok. Wisatawan kini lebih memilih pengalaman dan barang-barang sederhana yang mencerminkan gaya hidup mereka selama berlibur di Korea, dibandingkan hanya berfokus pada barang-barang mahal.
Transformasi Kebiasaan Belanja Turis di Korea Selatan
Menurut analisis dari Korea Tourism Organization (KTO), terdapat tren baru di kalangan para turis. Dulu, mereka lebih banyak berbelanja di butiq dan department store mewah, namun sekarang, mereka lebih memilih belanja di toko-toko kecil dan pasar tradisional.
Tendensi ini terlihat dari pengeluaran per transaksi yang mengalami penurunan, dari 150.000 won menjadi 120.000 won. Meskipun demikian, total pengeluaran per pengunjung justru melonjak drastis, mencapai kenaikan hingga 83 persen.
Jumlah transaksi yang meningkat menunjukkan bahwa turis lebih sering berbelanja, dengan frekuensi pembelian naik sebesar 124 persen. Ini mencerminkan perubahan sikap terhadap pengeluaran selama liburan mereka.
Turis yang dulu cenderung boros kini lebih praktis. Ini berarti mereka memilih untuk membeli barang-barang kecil yang bisa digunakan sehari-hari, seperti alat tulis, aksesori, dan barang-barang dengan desain unik yang menggabungkan nuansa Korea.
Fenomena ini dikenal dengan istilah “K-lifestyle goods,” yang menjadi favorit di kalangan wisatawan. Dengan meningkatnya minat terhadap barang-barang ini, jelas bahwa turis tidak hanya mencari produk, tetapi juga pengalaman budaya yang ditawarkan oleh Korea Selatan.
Pengaruh Budaya Korea dalam Perilaku Konsumsi Turis
Budaya dan konten Korea semakin dikenal di seluruh dunia, dan ini berpengaruh besar terhadap perilaku konsumsi turis. Menurut Kepala Tim Strategi Data Pariwisata KTO, terdapat transisi penting dari konsumsi barang-barang mewah ke pengeluaran yang lebih praktis.
Pergeseran ini mencerminkan bagaimana budaya pop Korea, seperti K-Pop dan drama Korea, mampu menarik perhatian dan mempengaruhi gaya hidup turis. Mereka bukan hanya membeli barang, tetapi juga menginginkan elemen budaya yang melekat pada produk tersebut.
Gas penjualan di sektor K-beauty, misalnya, menunjukkan perkembangan luar biasa. Kosmetik Korea yang terkenal dengan kualitasnya terus mendominasi pasar dengan peningkatan penjualan sebesar 35 persen.
Lebih menariknya lagi, tren ini tidak hanya terbatas pada satu jenis produk saja. Produk farmasi dan suplemen kesehatan juga mengalami lonjakan penjualan yang signifikan, mencapai 67 dan 75 persen, masing-masing.
Pergeseran ini menunjukkan bahwa para turis semakin ingin membenamkan diri ke dalam pengalaman lokal, dan bagian penting dari itu adalah dengan membawa pulang barang-barang yang tidak hanya praktis tetapi juga kaya akan makna budaya.
Dampak terhadap Ekonomi Pariwisata di Korea Selatan
Dari segi ekonomi, transformasi ini tentunya berdampak positif bagi industri pariwisata Korea Selatan. Lonjakan pengeluaran yang signifikan dari turis asing memungkinkan lebih banyak kesempatan bagi bisnis lokal untuk berkembang.
Toko-toko kecil, terutama yang menjual barang unik atau lokal, mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit. Misalnya, peningkatan transaksi di toko gacha dan alat tulis menunjukkan bahwa jenis usaha ini berhasil menarik perhatian dan minat para turis.
Sektor fashion juga tidak ketinggalan; peningkatan permintaan terhadap pakaian olahraga dan aksesori menunjukkan bahwa turis telah berpindah ke gaya hidup yang lebih santai. Hal ini menandakan bahwa mereka lebih memilih barang yang sesuai dengan aktivitas sehari-hari mereka saat berlibur.
Keuntungan yang diperoleh dari belanja barang-barang lokal ini juga bisa digunakan untuk mempromosikan lebih lanjut pariwisata di Korea Selatan. Dengan menunjukkan kepada dunia bahwa mereka menawarkan lebih dari sekadar keindahan alam, Korea Selatan juga menjadi pusat budaya dan gaya hidup.
Dalam menjalankan bisnis yang berkaitan dengan pariwisata, penting bagi semua pihak untuk menyadari bahwa wisatawan kini memiliki preferensi yang berbeda. Memahami dan menanggapi trend ini akan membawa keuntungan yang lebih besar bagi industri pariwisata nasional.










