Bumi Pertiwi kembali bergetar saat akhir pekan, dengan serangkaian gempa yang mengguncang beberapa wilayah di Indonesia. Pada Minggu, 21 September 2025, tercatat enam kali gempa bumi terjadi di negara ini, mengakibatkan kepanikan di kalangan masyarakat setempat.
Gempa pertama terjadi di Nabire, Provinsi Papua Tengah, pada pukul 00:17:40 WIB. Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa ini memiliki magnitudo 3 dan kedalaman 22 kilometer, dan dirasakan dengan intensitas MMI II di sekitar nabire.
Kondisi geologis Indonesia memang kerap membuat wilayah ini rentan terhadap aktivitas seismik. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti informasi dari sumber resmi untuk keselamatan bersama.
Rincian Gempa di Wilayah Nabire dan Sukabumi
Gempa pertama yang terjadi di Nabire memiliki pusat di darat, berlokasi 10 kilometer tenggara dari pusat kota. Dengan episenter pada koordinat 3,37 Lintang Selatan dan 135,60 Bujur Timur, warga setempat segera merasakan getarannya.
Tak lama setelah gempa di Nabire, sebuah gempa kembali melanda Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat. Gempa ini terjadi pada pukul 00:22:08 WIB, dengan kekuatan magnitudo 2,6 di kedalaman 10 kilometer. Pusat lindu berada 26 kilometer timur laut Sukabumi.
Gempa di Sukabumi pun dirasakan oleh warga dengan intensitas MMI II di Kalapanunggal dan Kabandungan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa lokasi gempa berada pada koordinat 6,75 Lintang Selatan dan 106,57 Bujur Timur.
Gempa Selanjutnya dan Implikasinya bagi Wilayah Terdampak
Selang satu jam kemudian, tepatnya pada pukul 01:07:05 WIB, Nabire kembali diguncang oleh gempa susulan. Kali ini, magnitudo yang terukur mencapai 3,7 dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada 75 kilometer barat daya Nabire.
Episenter lindu ini terletak pada koordinat 3,67 Lintang Selatan dan 134,87 Bujur Timur. Warga setempat melaporkan bahwa getaran kali ini juga dirasakan dengan intensitas MMI II di Nabire, menyusul kecemasan pasca-gempa awal.
Setiap gempa yang terjadi di kawasan ini selalu memicu kekhawatiran mengenai potensi ancaman lebih besar. Situasi ini mendorong masyarakat untuk lebih proaktif dalam mematuhi protokol keselamatan dan evakuasi saat terjadi gempa.
Pentingnya Kesadaran dan Persiapan Menghadapi Gempa Bumi
Dalam menghadapi risiko gempa bumi, kesadaran masyarakat menjadi kunci utama. Edukasi mengenai cara bertindak saat gempa terjadi harus disebarluaskan, agar orang-orang tidak panik dan dapat bertindak dengan cepat.
Pemerintah dan lembaga terkait juga berperan penting dalam memberikan informasi yang akurat. Membuat sistem peringatan dini menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan gempa.
Selain itu, masyarakat diharapkan melakukan simulasi evakuasi secara berkala. Hal ini bertujuan untuk memastikan semua anggota keluarga mengetahui prosedur keselamatan dan tempat berkumpul yang aman saat terjadi gempa.










