Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pengelolaan dua bandara utama di Jawa Barat, yaitu Bandara Husein Sastranegara di Bandung dan Bandara Kertajati di Majalengka. Dalam pandangannya, kedua bandara ini tidak seharusnya bersaing, tetapi sebaliknya, harus saling melengkapi untuk memaksimalkan potensi wilayah.
Menurut Saan, upaya kolaborasi ini sangat penting agar kedua bandara dapat berfungsi secara optimal. Hal ini mencakup perencanaan yang strategis, agar satu bandara tidak mengorbankan keberlangsungan yang lainnya.
Diskusi yang telah dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan instansi terkait, menunjukkan bahwa permasalahan di masing-masing bandara perlu diatasi dengan pendekatan yang lebih holistik. Terutama, perlu ada solusi untuk mengatasi rendahnya tingkat keterisian penerbangan di Kertajati serta keterbatasan operasional di Husein Sastranegara.
Pentingnya Sinergi antara Bandara Husein dan Kertajati
Sinergi antara dua bandara ini sangat krusial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Saan Mustopa menekankan bahwa langkah strategis perlu diambil untuk memastikan kedua bandara dapat beroperasi secara bersamaan tanpa saling merugikan.
Dia menyarankan bahwa sebaiknya pemerintah dan pihak terkait merumuskan kebijakan yang lebih inklusif. Ini untuk memastikan bahwa kedua bandara memiliki peranan masing-masing yang saling mendukung dalam konteks mobilitas masyarakat.
Keberadaan dua bandara ini seharusnya menjadi aset yang diperkuat, bukan dilemahkan oleh persaingan yang tidak sehat. Dengan pendekatan yang tepat, kedua bandara bisa berkontribusi pada peningkatan daya saing Jawa Barat secara keseluruhan.
Strategi Pengelolaan Bandara yang Lebih Terpadu
Saan menjelaskan bahwa pengelolaan dua bandara ini memerlukan strategi yang lebih terintegrasi. Mengoptimalkan sumber daya kedua bandara sehingga setiap bandara dapat berfungsi sesuai dengan kekuatan dan keunggulannya.
Salah satu langkah yang bisa diambil adalah meningkatkan publicity kedua bandara agar masyarakat lebih mengenali kelebihan masing-masing. Ini akan meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan salah satu dari kedua bandara tersebut.
Diskusi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan harus menjadi agenda rutin untuk terus memantau dan mengevaluasi perkembangan kedua bandara. Dengan cara itu, setiap masalah dapat diidentifikasi dan ditangani secara langsung.
Tantangan yang Dihadapi Bandara di Jawa Barat
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Bandara Husein Sastranegara adalah ruang operasional yang terbatas. Ini tergolong krusial karena dapat mempengaruhi frekuensi penerbangan dan pelayanan kepada pengguna jasa bandara.
Sementara itu, Bandara Kertajati menghadapi masalah tingkat keterisian penerbangan yang rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya konektivitas, serta rendahnya kesadaran masyarakat akan keberadaan bandara.
Untuk itu, langkah kolaboratif antara pemerintah, pihak pengelola bandara, dan masyarakat sangat diperlukan. Hanya dengan cara ini, kedua bandara dapat berfungsi secara maksimal dan memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat dan perekonomian daerah.










