Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa tidak ada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditutup secara permanen. Kondisi ini bertujuan agar semua SPPG yang sebelumnya mengalami insiden keracunan dalam Program Makan Bergizi (MBG) dapat melakukan perbaikan secara maksimal untuk kembali beroperasi.
Dadan menegaskan komitmen mereka bahwa 100% SPPG yang sempat mengalami insiden telah melakukan perbaikan yang signifikan. Dalam wawancaranya, Dadan menyampaikan harapan agar SPPG tetap dapat memberikan layanan yang lebih baik di masa mendatang.
“Setiap SPPG yang sebelumnya mengalami masalah telah meningkatkan kualitas operasional mereka,” ujar Dadan di Jakarta. Pihaknya berupaya memastikan tidak ada kejadian serupa yang terulang di masa depan.
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Pangan
Sebagai langkah antisipasi, BGN menerapkan prosedur yang ketat dalam menangani insiden keamanan pangan. Semua SPPG yang mengalami kejadian luar biasa segera dihentikan pelayanannya sementara waktu untuk evaluasi dan perbaikan.
Setelah proses perbaikan, setiap SPPG diwajibkan untuk menjalani evaluasi komprehensif sebelum diizinkan beroperasi kembali. Dadan menekankan pentingnya SOP yang baik dalam setiap langkah ini.
Perbaikan dan Evaluasi Berkala pada SPPG
Dadan menyampaikan bahwa setiap SPPG tengah dalam proses perbaikan yang terus menerus. “Dalam waktu-waktu tertentu, kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan evaluasi atas operasional yang ada,” tambahnya.
Tidak hanya renovasi fisik, tetapi SPPG juga harus memenuhi standar operasional yang telah ditetapkan. Hal ini menjadi bagian dari upaya untuk memastikan bahwa SPPG mampu memberikan layanan yang lebih aman dan berkualitas.
Setiap SPPG berkomitmen untuk tidak hanya memperbaiki masalah yang ada, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan pelayanan mereka. Ini menandakan adanya jiwa kompetisi yang positif di antara SPPG.
Total Penyerapan Anggaran dan Target Program Makan Bergizi
Dadan mengungkapkan bahwa hingga saat ini serapan anggaran Program Makan Bergizi (MBG) telah mencapai Rp 43 triliun. “Kami telah mencapai 42,7 juta atau 51,6 persen dari target penerima manfaat,” ujarnya dengan optimis.
Dadan menambahkan bahwa program ini bertujuan untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir tahun 2025. Dengan pendekatan yang terus dioptimalkan, BGN berharap target ini dapat tercapai dengan baik.
Menanggapi tantangan yang ada, BGN terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan pengawasan yang ketat terhadap setiap SPPG. Langkah ini menjadi bagian dari strategi agar program tetap tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat.











