Banyak orang kini menyadari dampak negatif dari konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang, sehingga mereka mulai mencari alternatif yang lebih sehat. Salah satu pilihan yang semakin populer adalah stevia, sebuah pemanis alami yang berasal dari daun tanaman Stevia rebaudiana yang tumbuh di Amerika Selatan.
Dengan rasa manis yang sangat kuat, stevia diklaim 200 hingga 400 kali lebih manis dibandingkan gula pasir biasa. Produk stevia tersedia dalam berbagai bentuk, seperti bubuk, cair, dan tablet, yang memudahkan konsumen untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, muncul pertanyaan di kalangan masyarakat: apakah stevia benar-benar aman untuk dikonsumsi dan lebih sehat dibandingkan gula pasir?
Perbandingan Stevia dan Gula Pasir dalam Kesehatan
Stevia memiliki salah satu keunggulan terbesar, yaitu hampir tidak mengandung kalori maupun karbohidrat. Hal ini menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang menjalani program diet rendah kalori atau rendah karbohidrat.
Selain itu, stevia juga aman untuk penderita diabetes. Menurut beberapa penelitian, mengganti gula pasir dengan stevia dapat menurunkan indeks glikemik dari makanan yang dikonsumsi, yang sangat bermanfaat untuk kontrol gula darah.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, gula pasir memiliki indeks glikemik sekitar 65, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah setelah dikonsumsi. Di sisi lain, stevia memiliki indeks glikemik 0, yang berarti tidak menyebabkan perubahan drastis pada kadar gula darah.
Pentingnya Memilih Pemanis yang Sehat
Penggunaan gula pasir secara berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk obesitas dan diabetes. Oleh karena itu, beralih ke stevia bisa menjadi solusi yang rasional.
Ahli gizi terkenal menyebutkan bahwa stevia merupakan alternatif yang lebih alami dibandingkan dengan pemanis rendah kalori yang diproses secara kimia. Ini menjadikannya pilihan yang lebih baik bagi mereka yang peduli dengan aspek kesehatan.
Walau begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih stevia sebagai pengganti gula. Salah satunya adalah potensi rasa pahit yang dapat muncul sebagai aftertaste, yang mungkin kurang disukai beberapa orang.
Aman atau Tidak? Menilai Keamanan Stevia untuk Konsumsi
Secara umum, stevia yang murni tergolong aman untuk dikonsumsi, asalkan dalam jumlah yang moderat. Banyak lembaga kesehatan, termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan, telah menetapkan batas aman untuk konsumsi stevia.
Jumlah maksimal yang dapat dikonsumsi oleh seorang dewasa sekitar 27 paket stevia per hari. Ini setara dengan dua sendok teh gula pasir, sebuah jumlah yang cukup besar mengingat kemanisan stevia yang tinggi.
Namun, ada juga produk stevia di pasaran yang mengandung bahan tambahan yang perlu diperhatikan. Misalnya, produk yang mengandung maltodekstrin atau dekstrosa dapat meningkatkan kadar gula darah, yang berisiko bagi penderita diabetes.
Membaca Label: Cara Bijak Sebelum Membeli Stevia
Ketika memilih produk stevia, penting untuk memeriksa label dan kandungan yang terdapat di dalamnya. Banyak produk yang tidak sepenuhnya murni dan dapat mengandung campuran pemanis kimia lainnya.
Beberapa bahan tambahan seperti erythritol—sejenis alkohol gula—dapat meningkatkan risiko gangguan jantung, sementara xylitol dalam beberapa produk dapat menyebabkan efek samping seperti diare atau kembung.
Oleh karena itu, ahli kardiologi dan nutrisi selalu menekankan pentingnya membaca label kemasan dengan cermat sebelum membeli. Menjaga konsumsi dalam batas wajar adalah langkah yang bijak.










