Transformasi UMKM di Indonesia menjadi sorotan utama dalam program ini. Dalam ajang ini, empat finalis ditantang untuk menunjukan kekuatan mereka dalam berinovasi dan berpromosi di hadapan para investor yang berpengalaman.
Keberanian dan ketekunan menjadi kunci untuk melawan berbagai rintangan dalam proses ini. Dalam finalis kali ini, mereka harus bersiap untuk menghadapi penilaian langsung dari para ahli industri.
Keempat finalis tersebut adalah Maritim Bag, homLiv, DS Modest, dan Aveka, yang masing-masing membawa konsep unik. Mereka tidak hanya diharuskan mempresentasikan produk, tetapi juga menjual ide dan visi bisnis mereka secara ringkas dan efektif.
Memahami Konsep Elevator Pitch dalam Kompetisi ini
Tantangan yang dihadapi oleh para finalis adalah konsep Elevator Pitch, di mana mereka harus menyampaikan ide bisnis dalam waktu satu menit. Dalam waktu yang singkat ini, kemampuan untuk memikat perhatian menjadi sangat penting. Tanpa skrip dan tanpa kesempatan untuk mengulang, keberanian menjadi senjata utama mereka.
Setiap finalis mengambil langkah yang berbeda dalam menyampaikan presentasi mereka. Atmosfer kompetisi yang semakin menegangkan menggugah semangat mereka untuk memberikan yang terbaik. Ini adalah simulasi nyata dari dunia bisnis yang penuh tekanan.
Para juri, termasuk Daniel Mananta dan Lizzie Parra, memberikan penilaian ketat. Dengan kehadiran Abraham Victor sebagai juri tamu, tekanan semakin meningkat karena mereka semua memiliki pengalaman luas dalam dunia bisnis dan investasi.
Strategi dan Pendekatan Berbeda dari Setiap Finalis
Kemampuan para finalis dalam mengkomunikasikan nilai produk mereka menjadi fokus utama. Micheal dari Maritim Bag, misalnya, menghadapi kesulitan saat presentasi, yang menunjukkan bahwa bahkan sedikit kegugupan dapat mempengaruhi performa. Keterampilan berbicara di depan umum adalah aset penting dalam situasi ini.
Sementara itu, Yudiana dari homLiv berhasil tampil lebih percaya diri dan menarik. Dengan pembukaan yang kreatif, ia mencoba memikat hati investor dengan pendekatannya yang hangat. Namun, pertanyaan kritis dari juri menunjukkan bahwa perluasan penjelasan masih menjadi tantangan baginya.
Di sisi lain, Annisa dari DS Modest menunjukkan bagaimana presentasi yang terstruktur dapat memberikan efek yang sangat positif. Produk inovatif yang ia tawarkan berhasil menarik perhatian juri, dan mendapatkan pujian karena menjawab kebutuhan pasar.
Kritik dan Pembelajaran dari Pengalaman Selama Kompetisi
Bagi Fuat dari Aveka, tekanan menyebabkan presentasinya tidak berjalan seperti yang diharapkan. Namun, kritik yang diterima dapat dipandang sebagai bagian dari proses belajar. Dalam dunia nyata, mendapatkan umpan balik adalah bagian penting dari perkembangan.
Setiap kesalahan yang terjadi selama presentasi merupakan pelajaran berharga. Para finalis menyadari pentingnya mempersiapkan diri dengan matang, dan bagaimana setiap detik dalam presentasi berharga. Mereka harus belajar untuk merespons setiap pertanyaan dengan percaya diri dan tangkas.
Melalui sesi mentoring yang diberikan sebelum tantangan, para finalis mendapatkan wawasan berharga tentang bagaimana menyusun argumen dan menjawab pertanyaan dengan cepat. Ini meningkatkan kesadaran akan pentingnya persiapan dalam berbisnis.
Kesimpulan dan Harapan untuk Masa Depan UMKM di Indonesia
Kompetisi ini bukan hanya tentang memenangkan hadiah, tetapi juga tentang membangun jaringan dan pengalaman berharga. Keberanian para finalis untuk menghadapi tantangan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya di Indonesia.
Setiap peserta membawa harapan untuk memperkenalkan inovasi dan membawa produk lokal ke panggung yang lebih luas. Mereka bukan hanya kompetitor, tetapi juga pionir bagi banyak usaha kecil lainnya yang ingin berkembang.
Dengan dukungan dan pembinaan yang tepat, UMKM di Indonesia memiliki potensi untuk terus tumbuh. Di harapkan acara ini menjadi titik balik bagi banyak pelaku usaha untuk berinovasi dan bersaing di pasar global.











